MERTIBUDAYA | Bantul - Bertempat di Astana Pakubuwanan, Makam Raja Raja Mataram, Pajimatan, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, puluhan Abdi Budaya Pamerti Catur Sagatra bersama Abdi Dalem Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat hadiri peluncuran Buku berjudul "Mengenal dan Mengenang Leluhur Catur Sagatra Mataram, Jumat (12-12-2025).
Diawali pembacaan ikrar kepada leluhur Mataram oleh Pangersa Pamerti Catur Sagatra R.Budi Ariyanto Surantono (Ki Ariyo Wira Sentana Al Djawi) dilanjutkan tawasul, doa dan tahlil dipimpin Abdi Dalem Juru Kunci Astana Pakubuwanan.
Acara diakhiri dengan prosesi penyerahan buku secara simbolis kepada perwakilan tedhak turun yang diwakili Ki Tri Suharsoyo (Trah Sri Sultan Hamengkubuwono III) dari Bengkulu dan penyerahan buku kepada perwakilan abdi dalem Kraton Surakarta dan Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Ki Ariya Wira Sentana Al Djawi menyampaikan, Buku tersebut dimaksudkan sebagai media penyambung silaturahmi sesama tedhak turun darah dalem leluhur Mataram agar bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk menciptakana@a kebaikan.
"Buku ini berisi sejarah singkat Kraton dan Kadipaten dilingkup Catur Sagatra Mataram, juga ada profil singkat leluhur serta data ratusan Tedhak Turun Darah Dalem Trah Mataram", ujar Ki Ariyo.
Buku disusun oleh Pangersa Pamerti Budaya Catur Sagatra R.Budi Ariyanto Surantono, dengan penerbit Elmatera Yogyakarta yang akan dikirimkan ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Daerah dan ke beberapa Instansi yang mengampu bidang pendidikan dan Kebudayaan.
Pejabat-pejabat Negara seperti Presiden. Wakil Presiden, Ketua DPR/MPR, Menteri Menteri terkait akan mendapatkan juga buku ini sebagai kenang-kenangan dari Keluarga Besar Pamerti Budaya Catur Sagatra Mataram.
Buku "Mengenal dan Mengenang Leluhur Catur Sagatra Mataram", adalah Buku Keluarga diterbitkan dalam rangka Haul ke-299 Sunan Amangkurat Jawi tahun 2025 sebagai salah satu ikhtiar "menghidupkan kembali obor yang padam"
"Salah satu tugas kita selaku Abdi Budaya adalah menghidupkan kembali obor yang padam. Dengan nguri-uri warisan leluhur non benda. Yaitu dengan menerbitkan data nama Tedhak Turun Trah Mataram didalam buku ini", tandas Ki Ariyo.
Karena bersifat Buku Keluarga, maka hanya dicetak ekslusif (terbatas) dan hanya bisa dipesan tedhak turun Darah Dalem yang namanya tercantum pada buku tersebut.
Buku "Mengenal dan Mengenang Leluhur Catur Sagatra Mataram akan dicetak tiap tahun dengan penambahan data tedhak Turun dari waktu kewaktu dengan harapan bisa menjadi " bank data" yang bermanfaat bagi ikhtiar menghidupkan kembali "obor" yang padam. (*)



